
Berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan
gagasan, pikiran, atau perasaan.
Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan
gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat .
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar
yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing- masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Pengertian
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan.
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulaidengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Unsur-Unsur Kalimat Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui unsur- unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan
mengetahui
ciri-ciri subjek secara lebih terperinci,
kalimat yang dihasilkan
dapat
terpelihara
strukturnya.
Ciri-ciri subjek sebagai berikut.
Jawaban atas
Pertanyaan
Apa atau Siapa
Penentuan
subjek
dapat
dilakukan
dengan
mencari jawaban
atas
pertanyaan
apa atau siapa yang dinyatakan
dalam
suatu
kalimat.
Untuk
subjek kalimat
yang
berupa
manusia,
biasanya
digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Siwon adalah
seorang
aktor dan penyanyi.
Contoh Subjek
Jawaban atas Pertanyaan
Apa atau Siapa kepada
Predikat.
Contoh :
- Hadi memelihara binatang
Siapa memelihara? Jawab : Hadi. (maka Hadia adalah
Subjek (S) - Meja itu dibeli oleh paman.
Apa dibeli ? = jawab Meja
Kebanyakan
subjek
dalam
bahasa
Indonesia
bersifat takrif
(definite).
Untuk
menyatakan takrif, biasanya
digunakan
kata itu. Subjek
yang sudah takrif
misalnya
nama
orang,
nama
negara, instansi,
atau nama diri lain tidak
disertai
kata itu.
Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum.
Di dalam
kalimat
pasif kata bahwa
merupakan
penanda
bahwa
unsur yang menyertain
ya adalah anak
kalimat
pengisi
fungsi
subjek. Di samping
itu, kata bahwa juga merupakan
penanda
subjek
yang
berupa anak
kalimat pada
kalimat
yang
menggunaka
n kata adalah atau ialah. Contoh :
- Bahwa pengurus
SEMA harus
segera
dibentuk
pada
rapat
hari
ini
- Saya
mengatakan
bahwa Super
Junior adalah
boyband
favoritku
.
Mempunyai
Keterangan
Pewatas
Yang Kata yang
menjadi
subjek
suatu
kalimat
dapat diberi
keterangan
lebih lanjut dengan
menggunakan
penghubung
yang.
Keterangan ini
dinamakan
keterangan
pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti
ujian.
Tidak Didahului
Preposisi
Subjek
tidak
didahului
preposisi,
seperti
dari, dalam, di, ke, kepada,
pada. Orang
sering
memulai
kalimat
dengan menggunakan kata-kata
seperti itu sehingga
menyebabkan kalimat- kalimat
yang
dihasilkan
tidak
bersubjek. · Berupa Nomina
atau Frasa Nominal Subjek
kebanyakan
berupa
nomina
atau frasa nominal. Di samping
nomina,
subjek
dapat
berupa
verba atau adjektiva,
biasanya,
disertai
kata
penunjuk
itu.
Contoh : Bermain itu
menyenangkan.
Predikat (P)
Predikat juga merupakan
unsur utama suatu kalimat di samping subjek.
Predikat
berfungsi
menjelaskan
subjek. Ciri-ciri predikat adalah sebagai
berikut.
Jawaban atas
Pertanyaan
Mengapa
atau
Bagaimana Dilihat dari segi makna, bagian
kalimat
yang
memberikan
informasi
atas pertanyaan
mengapa
atau
bagaimana
adalah
predikat kalimat.
Pertanyaan
sebagai apa
atau jadi apa dapat digunakan
untuk
menentukan
predikat
yang
berupa nomina
penggolong
(
identifikasi
). Kata tanya
berapa
dapat
digunakan
untuk
menentukan predikat
yang
berupa
numeralia
(kata
bilangan) atau frasa numeralia. Contoh :
- Gadis itu cantik
- Harga buku
itu sepulu
h ribu rupiah.
Kata Adalah atau
Ialah
Predikat
kalimat
dapat
berupa kata
adalah atau ialah.
Predikat
itu
terutama
digunakan
jika subjek kalimat
berupa
unsur yang panjang
sehingga
batas
antara
subjek dan pelengkap
tidak jelas. Contoh
Justin
Bieber adalah penyanyi
favoritku
Dapat Diingkarkan
Predikat
dalam
bahasa
Indonesia
mempunyai
bentuk pengingkaran yang diwujudkan
oleh kata tidak.
Bentuk
pengingkara
n tidak ini digunakan
untuk
predikat
yang
berupa
verba atau adjektiva.
Di samping tidak
sebagai
penanda
predikat,
kata bukan juga
merupakan
penanda
predikat
yang
berupa nomina
atau
predikat
kata
merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat
kemarin.
Dapat Disertai
Kata-kata
Aspek atau Modalitas
Predikat
kalimat
yang
berupa
verba atau adjektiva
dapat
disertai
kata-kata
aspek
seperti telah,
sudah,
sedang,
belum, dan akan. Kata- kata itu terletak di depan
verba atau adjektiva.
Kalimat
yang
subjeknya
berupa
nomina bernyawa
dapat juga disertai
modalitas,
kata-kata
yang
menyataka
n sikap pembicara
(subjek),
seperti
ingin,
hendak, dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.
Unsur Pengisi
Predikat
Predikat
suatu
kalimat
dapat
berupa:
- Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
- Frasa, misalnya frasa verbal,
frasa
adjektival,
frasa
nominal, frasa
numeralia ( bilangan )
Objek (O)
Objek yaitu
keterangan
predikat yang memiliki
hubungan erat dengan
predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya
mempunyai
tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba
intransitif
(kebanyakan
berawalan ber- atau ter-) tidak
memerlukan
objek,
sedangkan
verba transitif yang
memerlukan
objek
kebanyakan
berawalan me-. Ciri-ciri objek sebagai berikut.
Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya
memiliki
tempat di belakang
predikat,
tidak
pernah
mendahului
predikat.
Contoh : Sinta
memberikan Jojo komputer
baru.
Dapat Menjadi
Subjek
Kalimat
Pasif
Objek yang hanya terdapat
dalam
kalimat
aktif dapat menjadi
subjek
dalam
kalimat
pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai
dengan
perubahan
unsur objek dalam
kalimat
aktif
menjadi
subjek
dalam kalimat
pasif yang disertai
dengan
perubahan
bentuk
verba
predikatny a.
Contoh : Keju itu dimakan tikus.
Tidak Didahului
Preposisi
Objek yang selalu menempati
posisi di belakang
predikat
tidak
didahului
preposisi.
Dengan kata lain, di
antara
predikat
dan objek tidak dapat disisipkan
preposisi.
Contoh : Dia
mengirimi saya bunga mawar.
Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat
pengganti
nomina
ditandai
oleh kata bahwa dan anak
kalimat ini dapat
menjadi
unsur objek dalam
kalimat
transitif.
Pelengkap (Pel.)
Pelengkap merupakan
unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi
makna verba predikat
kalimat. Pelengkap dan objek memiliki
kesamaan.
Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
- Bersifat
wajib
ada
karena
melengkapi
makna
verba
predikat
kalimat. - Menempati
posisi
di
belakang
predikat. - Tidak didahului
preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap
tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap
dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri
pelengkap.Di Belakang
PredikatCiri ini sama dengan
objek.
Perbedaann
ya, objek langsung di belakang
predikat,
sedangkan
pelengkap
masih
dapat disisipi
unsur lain, yaitu
objek.
Contohnya
terdapat
pada
kalimat berikut.
- Diah mengirimi
saya buku
baru . - Mereka
membelikan
ayahnya sepeda
baru .
Unsur
kalimat buku baru , sepeda
baru di atas
berfungsi
sebagai
pelengkap
dan tidak mendahului
predikat.
Tidak Didahului
Preposisi
Seperti
objek,
pelengkap
tidak
didahului
preposisi.
Contoh : Sherina
bermain piano .
Keterangan (K)
Unsur kalimat yang didahului
preposisi
disebut
keterangan.
Keterangan merupakan
unsur kalimat yang
memberikan
informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan
dalam kalimat; misalnya,
memberi
informasi
tentang
tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan
yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap,
tentang, oleh, dan untuk. Keterangan
yang berupa anak kalimat ditandai
dengan kata penghubung,
seperti ketika, karena,
meskipun,
supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
Bukan Unsur
Utama
Berbeda
dari subjek, predikat,
objek, dan pelengkap,
keterangan
merupakan
unsur
tambahan
yang kehadiranny
a dalam struktur
dasar
kebanyakan
tidak
bersifat
wajib.
Tidak Terikat
Posisi
Di dalam
kalimat,
keterangan
merupakan
unsur
kalimat yang
memiliki
kebebasan
tempat.
Keterangan
dapat menempati
posisi di awal atau akhir
kalimat,
atau di antara
subjek dan predikat.
Contoh :
- Malam
ini, Suju
akan
kembali ke Korea. - Merek a
memperhatikan
materi dengan
seksama.
Terdapat Beberapa
Jenis
Keterangan Keterangan
dibedakan
berdasarka
n perannya di dalam kalimat.
- Keterangan
Waktu
Keterangan
waktu
dapat
berupa
kata, frasa,
atau
anak
kalimat.
Keterangan yang
berupa
kata
adalah
kata-
kata yang
menyatakan
waktu,
seperti
kemarin, besok,
sekarang, kini, lusa,
siang,
dan
malam.
Keterangan waktu
yang
berupa
frasa
merupakan untaian
kata
yang
menyatakan
waktu, seperti
kemarin
pagi,
hari
Senin, 7
Mei, dan minggu
depan.
Keterangan
waktu
yang berupa
anak
kalimat
ditandai
oleh
konjungtor yang
menyatakan
waktu,
seperti setelah,
sesudah,
sebelum
, saat, sesaat,
sewaktu
, dan ketika. - Keterangan
Tempat
Keterangan
tempat
berupa
frasa
yang menyatakan
tempat
yang
ditandai
oleh preposisi,
seperti
di, pada,
dan
dalam. - Keterangan
Cara
Keterangan
cara
dapat
berupa
frasa, atau
anak
kalimat
yang
menyatakan cara.
Keterangan
cara
yang
berupa frasa
ditandai
oleh
kata
dengan
atau secara
yang
diikuti
verba
(kata kerja). Terakhir
,
keterangan
cara
yang berupa
anak
kalimat
ditandai
oleh
kata dengan
dan
dalam. - Keterangan
Alat
Keterangan
cara
berupa
frasa
yang menyatakan
cara
ditandai
oleh
kata dengan
yang
diikuti
nomina
(kata benda). - Keterangan
Sebab
Keterangan
sebab
berupa
frasa
atau anak
kalimat.
Keterangan
sebab
yang berupa
frasa
ditandai
oleh
kata
karena atau
sebab
yang
diikuti
oleh
nomina atau
frasa
nomina.
Keterangan
sebab yang
berupa
anak
kalimat
ditandai
oleh konjungtor
karena
atau
lantara
n. - Keterangan
Tujuan
Keterangan ini berupa
frasa
atau
anak
kalimat.
Keterangan
tujuan
yang
berupa
frasa
ditandai oleh
kata
untuk
atau
demi,
sedangkan
keterangan
tujuan
yang
berupa anak
kalimat
ditandai
oleh
konjungtor supaya,
agar,
atau
untuk. - Keterangan
Aposisi Keterangan
aposisi
memberi
penjelasan
nomina,
misalnya,
subjek
atau objek.
Jika
ditulis,
keterangan ini diapit
tanda
koma,
tanda
pisah
(--), atau
tanda
kurang.
Contoh :
Dosen
saya, Bu
Erwin, terpilih
sebagai
dosen
teladan. - Keterangan
Tambah
an
Keterangan
tambah
an
memberi penjelasan
nomina
(subjek
ataupun
objek), tetapi
berbeda
dari
keterangan
aposisi. Keterangan
aposisi
dapat
menggantikan unsur
yang
diterangkan,
sedangkan keterangan
tambahan tidak dapat
menggantikan
unsur
yang
diterangkan.
Contoh :
Marshanda, mahasiswa
tingkat
lima, mendapat
beasiswa.
Keterangan
tambahan ( tercetak
tebal)
itu
tidak
dapat menggantikan
unsur
yang
diterangkan yaitu
kata
Marshanda. - Keterangan
Pewatas
Keterangan
pewatas
member
ikan pembatas
nomina,
misalnya,
subjek, predikat
, objek, keterangan,
atau
pelengkap. Jika keterangan
tambah
an
dapat
ditiadakan,
keterangan
pewatas tidak dapat
ditiadakan.
Contoh:
Mahasiswa yang mempunyai IP tiga
lebih mendapat
beasiswa.
Contoh diatas
menjelaskan
bahwa
bukan
semua mahasiswa yang
mendapat
beasiswa, melainkan
hanya
mahasiswa yang
mempunyai IP tiga
lebih.
Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing,
kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah
yang berlaku.
Berdasarkan keterangan
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat.
Predikat
kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
- Mereka / sedang
berenang.S P (kata kerja) - Ayahnya / guru SMA.
S P (kata benda) - Gambar itu / bagus. S P (kata sifat)
- Peserta penataran
ini / empat puluh orang. S P (kata bilangan)
Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat
berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang
menyusun / karangan
ilmiah. S
P O
Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan pelengkap.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif
atau kata sifat, dan pelengkap
berupa nomina atau adjektiva.
Misalnya: Anaknya / beternak / ayam. S P Pel.
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat,
objek, dan pelengkap.
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif,
objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya: Dia / mengirimi / saya / surat. S P O Pel
.Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat, dan harus memiliki unsur
keterangan
karena
diperlukan oleh predikat.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif, dan
keterangan
berupa frasa berpreposisi.
Misalnya: Mereka / berasal / dari Surabaya. S P K
Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat,
objek, dan keterangan.
subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat
berupa verba intransitif,
objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan
berupa frasa berpreposisi.
Misalnya: Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. S P O K
Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat,
pelengkap, dan keterangan.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif
atau kata sifat,
pelengkap
berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan
berupa frasa berpreposisi.
Misalnya : Ungu / bermain / musik / di atas panggung. S P Pel. K
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek,
predikat,
objek,
pelengkap, dan keterangan.
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif,
objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap
berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan
berupa frasa berpreposisi.
Misalnya: Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. S P O Pel. K
Tidak ada komentar:
Posting Komentar