Minggu, 29 Desember 2013

Opera Mini 4.2 Labs Handler Ui150 fitur Real Host dibalik kesederhanaan tersimpan keistemewaannya






Dimalam yang dingin ini saya ingin berbagi aplikasi super duper sederhana tapi canggihnya luar biasa. Nama aplikasi ini op42labs-handler-ui150. Dengan aplikasi inilah saya menguji coba server yang saya dapatkan di internet sebelum saya terapkan diopera original dan alhasil sudah dua server sudah ditaklukan oleh aplikasi ini dan work. Sejak saat itu saya menjadikan aplikasi ini sebagai yang bernilai dan layak di letakkan di mesium aplikasi indonesia. Baiklah bagi yang ingin download ambil filenya dibawah ini.

op42labs-handler-ui150.jar
op42labs-handler-ui150.zip


Note: berkomentarlah sebagai tanda seorang yang jantleman, jangan jadi seorang yang suka mengintai.

Senin, 23 Desember 2013

Punya Banyak Waktu Luang? Hati-Hati dengan Bahaya menganggur bisa menjadi candu


Telkomsel Buat yang kerja
kantoran, mungkin waktunya
banyak dihabiskan di tempat
kerja. Ini beda dengan yang
kerja di rumah atau yang
menjadi freelancer . Punya banyak waktu luang? Hati-
hati dengan bahaya
menganggur.

Kenapa? Sebab, menganggur
itu bisa menjadi candu. Jika
sebuah penelitian medis
mengatakan bahwa candu itu
adalah alkohol, nikotin, dan
drug , sedangkan penelitian lain (psikologi) menyatakan
bahwa candu itu adalah
keluarga, gadget, dan televisi.

Setiap orang percaya bahwa
menganggur itu enak. Betul
tidak? Bahkan seorang
workaholic sekalipun,
menyatakan menganggur itu
enak. Ya bedanya, saat menganggur itu mereka manfaatkan untuk bekerja

Menganggur itu seperti halnya
bekerja, mengenal tahap
penyesuaian. Ketika kita baru
bekerja, kita membutuhkan
penyesuaian, dan proses itu
pasti dilakukan. Alurnya demikian:
vulnerability –>
resilience –> adaptive
capacity.
Pertama orang
merasa tidak nyaman atau
tidak aman (terjadi krisi),
kemudian mulai bisa berdamai (fitting) dengan keadaan, dan
terakhir terjadi peningkatan
kapasitas dalam melakukan
adaptasi.

Sementara itu, dalam proses
adaptasi ketika menganggur,
mengikuti alur:
penyesuaian –> pasif –> membandingkan –>
jatuhnya harga diri –> rasa
malu dan menghindar –>
mencari pembenaran –>
depresi.

Awal menganggur adalah saat
berbeda, karena terjadi
keterlepasan dari rutinitas.
Untuk tetap menjaga kondisi
seimbang, maka kita melakukan
penyesuaian. Ketika mulai stabil dan kondisi ini terjadi secara
kontinyu, maka kita menjadi
pasif. Saat itu, di sekitar kita
banyak orang tetap bekerja.
Kita membandingkan banyak hal
dengan mereka. Efeknya adalah jatuhnya harga diri, merasa
malu dan menghindar. Karena
kita tetap berusaha menjaga
kondisi seimbang, maka kita
melakukan pembenaran kepada
orang di sekitar kita. Sementara yang terjadi
sebenarnya, di dalam diri,
adalah depresi.



Saat diri mulai pasif, maka
saat itu pula otak mulai
membeku. Ketika memasuki fase
jatuhnya harga diri, merasa
malu, serta menghindar, kita
semakin sibuk dengan perasaan itu. Lebih parah lagi jika
disibukkan dengan mencari
pembenaran. Saat itu, energi
terkuras. Jangankan untuk
berkreasi, untuk lepas dari
keterkungkungan diri saja luar biasa membutuhkan banyak
energi.

“Punya Banyak Waktu
Luang? Hati-Hati
dengan Bahaya
Menganggur bisa menjadi candu”

Rabu, 18 Desember 2013

Prinsip Kerja Transformator (trafo) pada listrik


Telkomsel Transformator (trafo) adalah
alat yang digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak-balik (AC).
Transformator terdiri dari 3
komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer)
yang bertindak sebagai input,
kumparan kedua (skunder) yang
bertindak sebagai output, dan
inti besi yang berfungsi untuk
memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Prinsip Kerja Transformator

Prinsip kerja dari sebuah
transformator adalah sebagai
berikut. Ketika Kumparan
primer dihubungkan dengan
sumber tegangan bolak-balik,
perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan
medan magnet yang berubah.
Medan magnet yang berubah
diperkuat oleh adanya inti besi
dan dihantarkan inti besi ke
kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan
sekunder akan timbul ggl
induksi. Efek ini dinamakan
induktansi timbal-balik (mutual
inductance).



Pada skema transformator di
samping, ketika arus listrik dari
sumber tegangan yang mengalir
pada kumparan primer berbalik
arah (berubah polaritasnya)
medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus
listrik yang dihasilkan pada
kumparan sekunder akan berubah
polaritasnya.



Hubungan antara tegangan
primer, jumlah lilitan primer,
tegangan sekunder, dan jumlah
lilitan sekunder, dapat
dinyatakan dalam persamaan:



Vp = tegangan primer (volt)

Vs = tegangan sekunder (volt)

Np = jumlah lilitan primer

Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator

Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu

  • Transformator step up yaitu
    transformator yang mengubah
    tegangan bolak-balik rendah
    menjadi tinggi, transformator
    ini mempunyai jumlah lilitan
    kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer
    (Ns > Np).

  • Transformator step down yaitu
    transformator yang mengubah
    tegangan bolak-balik tinggi
    menjadi rendah, transformator
    ini mempunyai jumlah lilitan
    kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder
    (Np > Ns).

Pada transformator (trafo)
besarnya tegangan yang
dikeluarkan oleh kumparan
sekunder adalah:

1. Sebanding dengan banyaknya
lilitan sekunder (Vs ~ Ns).

2. Sebanding dengan besarnya
tegangan primer ( VS ~ VP).

3. Berbanding terbalik dengan
banyaknya lilitan primer,









Penggunaan Transformator Transformator (trafo)
digunakan pada peralatan listrik
terutama yang memerlukan
perubahan atau penyesuaian
besarnya tegangan bolak-balik.
Misal radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik
dari PLN 220 volt, maka
diperlukan transformator untuk
mengubah tegangan listrik
bolak-balik 220 volt menjadi
tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang
memerlukan transformator
adalah: TV, komputer, mesin
foto kopi, gardu listrik dan
sebagainya.

Contoh cara menghitung jumlah
lilitan sekunder:

Untuk menyalakan lampu 10
volt dengan tegangan listrik
dari PLN 220 volt digunakan
transformator step down. Jika
jumlah lilitan primer
transformator 1.100 lilitan, berapakah jumlah lilitan pada
kumparan sekundernya ?

Penyelesaian: Diketahui:

Vp = 220 V

Vs = 10 V

Np = 1100 lilitan

Ditanyakan: Ns = ........... ?

Jawab:





Jadi, banyaknya lilitan sekunder
adalah 50 lilitan

“Prinsip Kerja Transformator (trafo) pada listrik”

Menjadikan buku selezat dan Senikmat cokelat






Saya sering bertanya pada diri sendiri, mengapa Indonesia tidak mengalami kemajuan, cenderung berjalan di tempat dan ada indikasi mengalami kemunduran? Padahal jika kita lihat, Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar. Wilayah yang luas dan subur dengan kekayaan alam yang melimpah serta bahasa dan budaya yang beragam. Bandingkan dengan negara tetangga kita, Singapura. Berapa besar luas wilayahnya dibanding Indonesia? Berapa banyak kekayaan alamnya? Tapi mengapa Singapura mampu berdiri menjadi negara yang maju? Begitu juga dengan Korea Selatan dan Jepang, yang walaupun wilayah negaranya tidak terlalu besar, namun kedua negara tersebut mampu berkembang menjadi negara yang mengalami kemajuan pesat. Mengapa? Ternyata kompleks sekali jawabannya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi dan saling berkaitan satu sama lain. Tapi satu yang perlu digarisbawahi, berkenaan dengan tema Hari Buku Nasional, adalah masyarakat Indonesia mempunyai minat baca yang rendah.



Berbagai sumber menyatakan, minat baca suatu masyarakat akan berpengaruh pada kemajuan bangsanya. Artinya jika minat baca suatu masyarakat tinggi, bangsanya pun akan terus berkembang menjadi bangsa yang maju. Namun, bila minat baca dalam suatu masyarakat rendah, besar kemungkinan bangsanya akan mengalami kesulitan dalam mencapai kemajuan. Sebagai contoh Singapura, masyarakatnya memiliki budaya membaca yang tinggi. Perpustakaan layaknya mall yang tak pernah kehabisan pengunjung. Indeks minat baca masyarakat di sana mencapai 0,45 yang berarti dari 100 orang penduduk terdapat 45 orang yang gemar membaca. Di Korea Selatan, menurut hasil survei yang dikutip dari world.kbs.co.kr, pada tahun 2004 angka rasio membaca dalam sebulan mencapai 54,4%, lebih tinggi dibanding Jepang yang “hanya” mencapai 50%. Sedangkan di Indonesia, menurut data dari UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), indeks minat baca masyarakatnya sebesar 0,001 artinya dari 1000 orang penduduk hanya terdapat 1 orang yang mempunyai minat baca tinggi. Miris sekali memang.

Membaca = mencerdaskan

Seperti sebuah ungkapan lama yang mengatakan “Buku adalah Jendela Dunia” , jendela ini akan mengantarkan penikmatnya melihat berbagai macam ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan ragam budaya yang berkembang di belahan dunia lainnya. Kita tak perlu harus keliling dunia untuk mengetahui semua itu, buku menyediakan segalanya. Membaca mampu mewujudkan suatu masyarakat menjadi generasi yang unggul dan cerdas. Berbagai wawasan dan ilmu pengetahuan yang terserap
akan terus dikembangkan dan pada akhirnya membawa kemajuan pada bangsanya. Jadi, jika ingin bangsanya maju, budayakan gemar membaca.

Selain mampu mencerdaskan bangsa, membaca juga dapat membuat kita semakin pintar dan tidak mudah pikun. Pintar di sini dimaksudkan bahwa otak akan terus berkembang karena kegiatan ini mendorong otak untuk berpikir secara aktif, merekam dan memahami isi bacaan. Kadang kala ketika kita membaca novel misalnya, imajinasi-imajinasi yang hadir tentang karakter tokoh dan gambaran tempat-tempat yang dipaparkan secara apik oleh sang pengarang, mampu menambah kreativitas si pembaca. Tak heran jika orang yang suka membaca, ide-ide segar selalu bermunculan. Bukan hanya itu, membaca buku dan bahan bacaan yang baik akan mampu membentuk karakter positif seseorang. Buku mampu mengajarkan nilai-nilai positif seperti kejujuran, kedisiplinan, rasa empati dan toleransi tanpa terkesan menggurui. Masih banyak lagi berbagai manfaat membaca yang lainnya. Dengan berbagai keuntungan seperti itu, apa lagi yang kurang? Mengapa kita tidak segera mengambil buku dan mulai membacanya?

Alasan orang tidak suka
membaca

Banyak yang bilang, harga buku mahal. Benarkah? Untuk menjadi orang yang gemar membaca, kita tidak harus membeli buku. Kita bisa meminjam dari teman atau membaca di perpustakaan. Bahan bacaan pun bukan hanya buku. Artikel yang dimuat di koran, majalah ataupun yang tersebar di internet bisa menjadi bahan bacaan yang menarik. Pernah pula saya jumpai seorang nenek yang begitu inginnya membaca, namun karena kemiskinan yang melanda sehingga tak mampu membeli buku, akhirnya kertas atau koran bekas bungkus cabe pun menjadi bahan bacaan.

Buku pun tak harus dibeli setiap hari. Setiap bulan satu buku sudah sangat memadai untuk menambah wawasan. Kalau dalam satu keluarga ibaratnya mampu membeli rokok setiap hari, mengapa untuk membeli satu buku setiap bulan saja sulit? Masyarakat kita belum menganggap buku sebagai suatu kebutuhan. Bahkan masih banyak yang beranggapan kutu buku sama dengan kuper alias kurang pergaulan yang setiap hari hanya berkutat dengan buku. Berbeda dengan yang suka nongkrong, kumpul-kumpul sambil
bergosip ria atau yang aktif update status di jejaring sosial
setiap saat, justru dianggap gaul.

Kebiasaan membaca belum banyak dilibatkan dalam aktivitas keluarga sehari-hari. Bagi sebagian besar keluarga, menonton adalah hiburan utama. Bahkan televisi menjadi kebutuhan yang “wajib” dipenuhi oleh setiap keluarga, sedangkan buku bacaan entahlah berada di urutan nomor berapa atau mungkin malah tidak terpikir sama sekali. Inilah salah satu hal yang menyebabkan minat baca masyarakat Indonesia rendah. Anak-anak dan para generasi muda tidak dikenalkan dengan buku sejak kecil, mereka pun menjadi asing dengan buku. Para ibu lebih suka menonton sinetron ketimbang mendampingi sang anak membaca apalagi menyempatkan waktu untuk mendongeng.

Ada pula yang mengatakan akses buku sulit, terutama di daerah kecil. Toko buku sulit dijangkau, bahkan tidak ada sama sekali. Perpustakaan yang ada pun bukunya itu-itu saja, koleksinya terbatas. Ditambah lagi, suasana perpustakaan tidak mendukung kenyamanan dalam membaca.

Menjadikan buku selezat
cokelat



Siapa sih yang tidak suka cokelat? Hampir semua orang pasti suka cokelat. Apabila buku selezat cokelat, pasti banyak yang pantang menolaknya. Lalu, bagaimana agar kita ketagihan membaca seperti ketagihan makan cokelat?

  • Bangun kesadaran diri dan
    tanamkan pemahaman bahwa
    membaca itu menyenangkan dan
    bermanfaat. Buang jauh-jauh
    anggapan bahwa orang yang
    gemar membaca menjadi kuper. Justru sebaliknya, dengan
    membaca pergaulan jadi lebih
    luas. Tidak percaya? Coba saja

  • Mulailah dengan membaca
    buku tentang topik yang Anda
    sukai. Anda bisa mulai dengan
    bacaan ringan seperti majalah,
    koran, novel dengan cerita yang
    ringan dan tidak terlalu tebal atau bisa pula mulai dengan buku
    komik. Sekarang pun banyak
    komik yang memang
    diperuntukkan bagi orang
    dewasa.

  • Tidak harus membeli, untuk
    memulainya Anda bisa
    meminjam buku dari teman,
    perpustakaan atau taman
    bacaan terdekat. Dengan begini
    Anda bisa lebih menghemat uang.

  • Kurangi porsi menonton
    televisi dan usahakan untuk
    selalu membaca setiap hari
    meskipun hanya sedikit. Ini
    sangat berguna untuk melatih
    kebiasaan. Pilihlah waktu di mana pikiran sedang fresh, jadi
    kegiatan membaca benar-benar
    terasa menyenangkan dan Anda
    bisa lebih larut ke dalam buku
    yang sedang dibaca.

  • Sering-seringlah berkunjung
    ke toko buku atau pameran buku
    agar Anda makin akrab dengan
    buku.

  • Bagi orang tua, mulailah
    menyempatkan diri
    mendampingi anak membaca
    atau mendongeng bagi mereka.
    Lebih bagus lagi kalau orang tua
    pun ikut membaca buku, karena anak biasanya meniru kebiasaan
    orang tuanya. Jika orang tua
    biasa membaca buku, lama-
    kelamaan anak juga pasti
    mengikuti kebiasaan tersebut.

  • Bagi pemerintah, hendaknya
    gerakan gemar membaca benar-
    benar digalakkan. Salah satunya
    adalah dengan mulai
    mengoptimalkan fungsi
    perpustakaan, menjadikan perpustakaan senyaman rumah
    didukung dengan koleksi buku
    yang selalu beragam dan up to
    date. Bisa jadi, suatu hari nanti
    orang enggan berbondong-
    bondong ke mall atau pusat perbelanjaan tapi lebih memilih
    menghabiskan waktu liburan di
    perpustakaan untuk membaca
    buku. Semoga.

Ilmu adalah sahabat sepanjang
hayat. Orang yang berilmu tak
akan pernah merugi. Buku adalah
penyedia ilmu yang murah dan
ramah. Mungkin saja apa yang
kita baca kurang bermanfaat untuk saat ini, tapi suatu hari
nanti bisa jadi berguna untuk
diri sendiri maupun orang lain

“Menjadikan buku selezat
dan Senikmat cokelat”

Melestarikan budaya Baca, Agar mendapat pengetahuan baru








Sudahkah Anda membaca hari
ini? Buku apa yang Anda baca?
Kita sering mendengar kalimat
membaca pangkal pandai.
Sudahkah membaca menjadi
rutinitas harian kita?

Kalau kita tengok para pendiri
bangsa Indonesia, mereka
adalah orang-orang yang gemar
membaca. Bung Karno, Bung
hatta, Sutan Sjahrir mereka
begitu dekt dengan buku. Kedekatan dengan buku
membuat mereka berwawasan
luas dan berpikiran besar.

Kita tidak mungkin berdiskusi
tanpa membaca dulu
sebelumnya. Dengan membaca
perdebatan dalam diskusi
menjadi lebih bermutu dan
tetap relevan dibaca.

Ada cerita betapa dekatnya
pendiri bangsa dengan buku.
Bung Hatta menjadikan buku
karangannya, Alam Pikiran
Yunani sebagai hadiah
pengantin untuk isterinya. Seorang penyair dari Padang
pernah berkata tentang Bung
Hatta, “Dia orang besar dan
hidupnya seperti buku yang tak
akan tamat dibaca.”

“Tidak ada orang besar yang
tidak membaca. Bahkan Firaun
pun membaca. Meskipun Firaun
dari membaca menjadi
tindakan negatif,” ujar Oom
Nurohmah, ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca
(GPMB) Jawa barat, ketika
ditemui di ruangannya di
kantor Badan Perpustakaan
dan Arsip daerah (BAPUSIPDA)
jumat (25/5).

Untuk mencapai tahap minat
baca, orang terlebih dulu
melewati tahapan kemampuan
membaca.”Sebelum minat
tumbuh, kemampuan membaca
dulu yang ditumbuhkan.” Kata Ibu Oom. Karena kemampuan
membaca itu bukan bawaan
sejak lahir maka harus dilatih.

Ada proses yang dilewati untuk
mewujudkan kondisi gemar
membaca. Proses yang dibina
dari lingkungan terkecil.
Keluarga merupakan lingkungan
terkecil untuk membina dan mewujudkan gemar membaca.

“Political will (regulasi) supaya
terwujud budaya baca pun
sangat penting. Pemerintah
lewat kebijakan yang
dikeluarkan bisa mendorong ke
arah terwujudnya budaya baca.” Kata Oom. Upaya guna
mewujudkan budaya baca pada
akhirnya menjadi tugas
bersama, baik itu keluarga,
lingkungan sekolah sampai pada
pemerintah.

Menurut data UNCEF, minat
baca orang Indonesia tergolong
rendah. Kalau dipresentasekan
ada pada 0,01 pesen. “Artinya
di Indonesia satu buku di baca
oleh seribu orang.” Tambah Ibu Oom. tampaknya ini terkait
dengan kebiasaan kita yang
lebih memilih ke pusat
perbelanjaan ketimbang toko
buku atau perpustakaan dikala
waktu senggang.

Mengembalikan Fungsi
Pepustakaan Allah SWT menurunkan wahyu
kepada Rasulullah SAW denga
n ayat pertama berbunyi “iqra”,
bacalah, bacalah dengan
menyebut Tuhan yang Maha
Pemurah. “Jelaslah, manusia diciptakan untuk membaca.
Bukan sekedar membaca teks
tapi juga lingkungan, alam
sekitar,” papar Oom.

Perkembangan teknologi
informasi dewasa ini, di satu
sisi ada peluang dan juga
ancaman. Peluang untuk kita
mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya. Ancaman
ketika digunakan secara tidak
bijak dan etis. “Kita harus
cerdas informasi juga cerdas
media,” ungkap Oom.

“Itu juga bagian dari membaca.
Membaca lingkungan. Tren
teknologi saat ini kita ikuti.
Tapi dalam menggunakannya
kita harus bijak dan etis. Orang
yang bijak dan etis tentu akan dapat
mempertanggungjawabkan apa
yang dilakukannya.”

Informasi juga bisa kita
dapatkan di perpustakaan.
Melalui buku-buku yang ada di
perpustakaan, menjadikan
informasi sebagai sumber
kekuatan. Karena salah satu fungsi dari perpustakaan adalah
sebagai fungsi informatif.

Di perpustakaan juga kita bisa
belajar. Ada pertarungan
dialektika di sana. Lewat buku-
buku kita membangun karakter.
Buku kerap kita anggap “tidak
ramah”. Kita malas membeli buku karena harganya kelewat
mahal. Oleh sebab itu
perpustakaan menjadi solusi
bagi mereka yang haus akan
ilmu pengetahuan.

“Melestarikan budaya Baca, Agar mendapat pengetahuan baru”

Membaca Merupakan Gaya Hidup Orang Belanda








Sebagian besar masyarakat kita masih menganggap bahwa kebiasaan membaca buku merupakan kebiasaan orang- orang “nerd” atau culun. Kutu buku, sebutan untuk orang-orang
yang gemar membaca lebih diinterpretasikan sebagai orang yang berkaca mata, suka pergi ke perpustakaan serta berpenampilan yang jauh dari fashionable.

Sebaliknya, di banyak negara maju seperti Belanda, membaca sudah menjadi rutinitas harian. Orang Belanda suka membaca, perpustakaan-perpustakaan di Belanda ramai dikunjungi. Hampir semua orang berlangganan Koran dan membaca Koran. Bahkan setiap pemerintah kota setiap tempat membagikan koran lokal secara cuma-cuma bagi yang enggan membeli koran. Toko-toko buku berkembang marak, mereka bahkan menyediakan boekenbon yaitu kartu kupon seharga 5 Euro, 10 Euro, yang diberikan kepada seseorang sebagai hadiah. Dan setiap orang yang menerima hadiah `buku’ dapat memilih sendiri buku yang diinginkannya, sesuai selera.

Di Belanda, kegiatan membaca tidak hanya dilakukan oleh pelajar saja, namun semua orang dari berbagai usia dan latar belakang,hampir semuanya suka membaca, jadi fasilitas- fasilitas bacaan sepeti perpustakaan tidak hanya terdapat di kota-kota besar. Yang unik dari Belanda, ada perpustakaan yang terletak di pantai, jadi orang yang sedang bermain, berenang sampai berjemur pun bisa meluangkan waktu disela-sela kegiatan mereka

Pemerintah Belanda juga menyediakan fasilitas bacaan, seperti perpustakaan yang bagus dan unik untuk menarik warganya gemar membaca, salah satu perpustakaan Belanda menempati 10 besar sebagai perpustakaan terbagus di dunia, yaitu Perpustakaan Universitas Delf. Di atap bangunan universitas Delft ditanami rumput rapi sehingga pengunjung bisa membaca diatas atap yang teduh.



Di Belanda juga terdapat bangunan yang unik yang disebut dengan Gunung Buku di kota Rotterdam, Belanda. Jika gunung biasanya dikelilingi dengan pepohonan, maka di Belanda, gunung buku tentu saja dikelilingi dengan macam- macam buku, ada sekitar 70.000 koleksi buku yang berada di gunung buku yang ditata di rak buku raksasa yang menjulang tinggi dan mengerucut menyerupai gunung. Gunung buku mempunyai 5 lantai, dengan luas 9.300 meter. Atapnya berbentuk piramida yang penuh dengan kaca yang juga melingkupi dinding-dindingnya. Sehingga memudahkan sinar matahari masuk pada siang hari, jadi lebih
hemat energi. Yang menarik lagi, di puncak gunung buku juga ditanami pepohonan, sehingga pengunjung bisa membaca sambil bersantai dipuncaknya sambil mengamati pemandangan
di luar gunung buku.



Berbicara tentang membaca buku, ada istilah menarik yaitu “Jika ingin mengenal tentang Indonesia, pergilah ke Belanda” . Istilah yang cukup aneh, kenapa kita harus jauh-jauh ke Belanda untuk mengenal Indonesia padahal kita orang Indonesia? Ya istilah itu ada karena justru di Belanda lah koleksi buku dan arsip-arsip tentang Indonesia ada dan lebih lengkap daripada di tanah air.

Buku dari pengarang kenamaan Indonesia seperti Pramoedya Ananta Toer, Kumpulan Surat Ibu Kartini, buku-buku kuno sampai arsip tentang resep makan untuk Hayam Wuruk, semua ada di Belanda. Orang- orang Belanda mengapresiasi buku dengan sangat tinggi, dan sudah seharusnya kita mulai meniru kebiasaan orang Belanda dengan gaya hidup membacanya. Jadi, mulai sekarang mari kita tanamkan kegiatan membaca sebagai salah satu gaya hidup kita. Jangan lagi kita mengatakan ‘hari gini baca buku?’ Karena membaca membuka cakrawala.

Selasa, 17 Desember 2013

Gemar Membaca dan Terampil Menulis bisa menyerap pengetahuan baru







Buku adalah jendela dunia,
membaca adalah kuncinya.
Anda hanya bisa membuka
jendela dunia dengan
membukanya, yakni lewat
aktivitas membaca. Membaca akan menambah
pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman melebihi usia
Anda.

Membaca sebuah buku
selama beberapa jam yang
berisi pengalaman
seseorang selama 15 tahun
akan membuat Anda
mendapatkan pengalaman yang sama dalam waktu
yang jauh lebih singkat.
Anda tidak perlu
menghabiskan 15 tahun
lamanya seperti yang telah
dijalani sang penulis. Anda seolah-olah bisa berkelana
ke sejarah masa lalu dan
melihat apa yang terjadi
dalam waktu singkat.

Masyarakat Indonesia harus
diakui masih sangat kuat
dalam tradisi berbicara.
Kita lebih senang mengobrol
ke sana ke mari daripada
membaca dan menulis. Dengan demikian, waktu
terus berjalan, tapi tidak
banyak pengetahuan baru
yang bisa diserap.

Masyarakat yang kuat
dalam tradisi membaca
akan memiliki kekuatan pula
dalam tradisi menulis. Itu
mengapa jumlah karya
ilmiah, penelitian atau buku yang dihasilkan suatu
bangsa berbanding lurus
dengan kemajuan budaya
baca pada bangsa tersebut.
Membaca dan menulis
adalah sepasang kekasih yang sulit dipisahkan.

Hubungan Membaca dan
Menulis

Jika membaca adalah
proses membuka jendela
dunia, melihat wawasan
yang ada dan
menjadikannya sebagai
khazanah pribadi, maka menulis adalah proses
menyajikan kembali
khazanah tersebut kepada
masyarakat luas. Anda bisa
menggabungkan sebuah
khazanah dengan khazanah yang sudah dimiliki
sebelumnya.

Sangat sulit bagi
seseorang untuk menulis
sesuatu yang di luar
dirinya. Di luar apa yang
pernah dia miliki
sebelumnya. Seseorang harus memiliki sesuatu
terlebih dahulu sebelum bisa
memberikan kepada orang
lain. Seseorang harus
memiliki wawasan terlebih
dahulu sebelum terampil dalam membaginya kepada
orang lain.

Dengan demikian membaca
mau tidak mau adalah
proses yang harus dijalani
oleh orang yang
berkeinginan untuk bisa
menulis. Jika selama ini Anda kesulitan menulis dan
selalu berhenti pada kalimat
atau paragraf pertama,
bisa jadi penyebabnya
karena terlalu sedikit stok
informasi yang Anda miliki sebelumnya. Anda harus
menambah stok tersebut
agar proses menulis
menjadi lancar.

Manfaat Membaca Bagi
Keterampilan Menulis Begitu besar manfaat
membaca untuk mengasah
keterampilan menulis
seseorang. Berikut saya
mencoba menyajikannya
buat Anda:

  • Membaca memperluas
    wawasan

  • Membaca membantu
    melihat sudut pandang
    yang berbeda

  • Membaca membantu
    Anda belajar teknik
    menulis yang dipakai
    oleh orang yang lebih
    berpengalaman

  • Membaca membuat
    ide Anda melimpah

  • Membaca menjadikan
    otak dan pikiran Anda
    aktif

  • Membaca merangsang
    terbentuknya
    informasi baru di
    sistem daya ingat
    yang siap dipanggil
    kapan saja

  • Membaca membuat
    jalan pikiran Anda
    menjadi lebih lentur

  • Membaca
    memperkaya kosa
    kata, pilihan kalimat,
    dan cara penyajian
    yang bisa Anda pakai
    dalam menulis

  • Membaca membuat
    Anda mampu
    menganalisa,
    menghubungkan
    informasi yang
    terserak, dan melihat benang merah dari
    sebuah persoalan

  • Membaca membuat
    Anda punya bahan
    yang banyak untuk
    menuliskannya kembali

  • Dan masih banyak
    manfaat lain jika kita
    berusaha meneruskan
    daftar tersebut.



Rajin Membaca, Aktif
Menulis

Begitu banyak contoh di
sekitar kita yang
menunjukkan bagaimana
orang yang gemar membaca
cenderung memiliki
keterampilan menulis yang baik.




Buya Hamka adalah orang yang rajin membaca. Beliau
juga dikenal sebagai
pembaca cepat. Maka tidak
heran pula jika beliau bisa
menghasilkan banyak karya.



Rhenald Kasali – tokoh pemasaran Indonesia –
adalah orang yang aktif
membaca. Dengan demikian
sangat mudah buat beliau
untuk terus menulis tren
terbaru dan prediksi tentang peta pemasaran di
masa yang akan datang.



Yodhia Antariksa , seorang blogger produktif yang
banyak menulis artikel
bernas seputar strategi
manajemen, mampu berbuat
demikian karena punya
kebiasaan membaca buku setiap petang.

Dan jika Anda bertanya
mengapa saya bisa menulis
banyak artikel di blog
pengembangan diri ini,
jawabannya karena saya
suka membaca dan menuliskan kembali apa-apa
yang pernah saya baca.
Dengan cara ini saya
memperluas wawasan
sekaligus berbagi
pengetahuan.

Membangun Tradisi
Membaca dan Menulis

Untuk itu, sudah saatnya
membangun kembali tradisi
membaca dan menulis. Inilah
kontribusi yang bisa Anda
berikan untuk menjadikan
bangsa ini lebih maju.

Coba hitung waktu yang
Anda habiskan untuk
menonton televisi, aktif
bertukar status dan
komentar di Facebook, atau
berkicau di Twitter. Ambil separuh dari waktu yang
Anda habiskan itu untuk
membaca buku-buku
berkualitas. Maka dalam
tempo 1 bulan saja, Anda
sudah menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya.

Lewat kebiasaan membaca,
Anda bisa melatih
keterampilan menulis. Anda
punya kacamata yang
mampu melihat berbagai
sudut pandang. Anda punya amunisi kata dan kalimat
yang siap dituliskan. Anda
pun akan punya pikiran yang
lebih jernih dan sehat.

Jika banyak pembaca yang
bertanya, bagaimana
caranya agar saya bisa
menulis dengan baik? Maka
jawaban sederhana saya
adalah rajin-rajinlah membaca. Dengan kebiasaan
tersebut, keterampilan
menulis Anda akan
meningkat dengan
sendirinya.

“Gemar Membaca,
Terampil Menulis bisa menyerap pengetahuan baru